Rabu, 04 Maret 2009

PROSES EVOLUSI GASING LOMBOK

Semasa penjajahan, Gasing Jantung ini sudah ada. Dibuat secara tradisional dengan menggunakan golok, pisau, sabit dsb.

Pada jaman kemerdekaan, bentuk Jantung berubah menjadi bentuk Guci. Dinding Gasing mulai halus seperti di bubut.

Kebutuhan akan bentuk dilakukan oleh masyarakat suku Sasak Lombok untuk mengubah dari bentuk Guci ke bentuk yang lebih ramping / pipih.

Setelah mengenal mesin bubut, pembuatan gasing mulai dibubut, dan bentuknyapun lebih pipih dan ukurannya lebih besar, seperti piring terbang. Ini terjadi pada tahun ‘90 an.


Untuk memperkuat kayu, supaya tidak mudah pecah, pada dinding / pinggir gasing diberi kawat baja, dan kepala gasing diberi besi.
Tidak puas dengan pemberian kawat baja, pada dinding / pinggir gasing diberi plat besi/baja, sehingga Gasing nampak lebih kokoh.

Perkembangan selanjutnya, pemberian plat besi/baja pada diding Gasing menimbulkan inovasi baru. Tak sekedar plat yang dipasang, akan tetapi besi tebal yang melingkar dinding Gasing.


Untuk memperindah Gasing, badan / bahu gasing mulai diberi warna dengan cat, dengan motif yang berbeda-beda. Ukuran garis tengah Gasing masyarakat Lombok ini bisa mencapai 27 Cm. Namun yang standart untuk dilombakan adalah garis tengah 21 Cm dan 23 Cm

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar